Wilayah Kao yang terletak di teluk Kao tidak hanya menyimpan banyak relik perang dunia II namun juga memiliki pantai dan pulau berpasir putih yang indah. Kao merupakan pintu masuk utama transportasi udara di Halmahera Utara. Suku Kao yang merupakan penduduk asli wilayah ini berbicara dalam bahasa Pagu dan Modole. Wilayah Kao berada di Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara.
Sejarah Kao semasa Perang Dunia ke-2
Dahulu antara tahun 1942-1945, wilayah Kao merupakan basis pertahanan bagi ribuan tentara Jepang. Malahan setelah kekalahan Jepang dalam aksi di Nugini, pasukan Jepang mundur untuk berkonsolidasi di sini. Jepang akhirnya menempatkan sebanyak 42.000 prajurit di Kao, sedangkan sejumlah lainnya yang mencapai 20,000 di bagian dalam teluk. Dengan agak bercanda, Kao pada masa itu bahkan disebut-sebut sebagai "Tokyo Kecil" atau "Tokyo Kedua".
Ada sekitar 300 pesawat pengebom Jepang yang ditempatkan di landasan pacu yang dibangun sedikit di luar Kao dan dilindungi oleh lebih dari 60 meriam anti-pesawat udara kelas berat, banyak lampu penerang dan berunit-unit mobil. Tua-tua lokal yang masih mengingat dengan baik masa peperangan, mengatakan saat itu ada terlalu banyak kapal yang terparkir di perairan Kao untuk dapat dihitung.
Jepang menikmati kehidupan yang nyaman di Kao sampai pada masa mendekati akhir perang. Lebih dari 100 budak perempuan, dari Hongkong, Singapura, Cina, Jawa dan Manado, ditempatkan di "barak hiburan" khusus. Sampai akhirnya Jenderal Douglas MacArthur yang kemudian memilih Morotai sebagai batu loncatan bagi pasukan Sekutu berhasil membawa pasukan Sekutu berbalik mengungguli kekuatan instalasi udara Jepang di Kao yang dapat mereka hancurkan dengan cepat.
Walaupun kebanyakan dari relik perang telah diambil dan dihilangkan, empat meriam anti-pesawat terbang kelas berat masih dapat ditemukan dalam posisi sedang mengarah ke langit dengan maksud melindungi sisi sebelah barat dari lokasi dimana pangkalan udara Jepang dibangun. Pada tahun 1986, sebagian kecil dari kompleks multi-landasan itu direkondisi dan diganti namanya menjadi Kuabang Kao, berdasarkan nama seorang pahlawan lokal yang anti penjajahan Belanda. (sumber: buku Maluku, Indonesian Spice Islands, Periplus 1997)
Berikut adalah tempat wisata yang berada di Wilayah Kao:
1. Pantai Sosol
Pantai Sosol memiliki arus laut yang tenang dan apabila air surut maka area pantainya akan menjadi sangat luas. Anda dapat menemukan bangkai Kapal Tosimaru yang merupakan peninggalan Jepang semasa Perang Dunia II yang karam akibat pengeboman pihak Sekutu. Jika Anda menggunakan transportasi umum ke lokasi ini, gunakanlah mikrolet tujuan Kao yang berangkat dari terminal Wosia (Kota Tobelo) yang jaraknya sekitar 98 Km, lalu turun di desa Sosol (Malifut). Lanjutkan dengan berjalan kaki ke lokasi pantai sekitar 5 menit.
2. Bunker dan Meriam Kao
Di bandara Kuabang Kao terdapat sebuah bunker dan empat buah meriam. Bunker 2 ruangan dengan panjang terowongan sekitar 15 meter berada di areal dekat gedung terminal bandara. Landasan Kuabang sendiri merupakan landasan peninggalan Jepang yang saat ini digunakan untuk melayani penerbangan komersil. Jika Anda menggunakan transportasi umum, gunakanlah mikrolet tujuan Kao yang berangkat dari terminal Wosia (Kota Tobelo) lalu turun di bandara Kuabang. Ingat, anda terlebih dahulu harus mendapatkan izin dari otoritas bandara untuk dapat mengunjungi situs ini karena berada di area bandara.
3. Pulau Bobale
Pulau Bobale memiliki hamparan pasir putih halus dan gradasi warna laut yang menawan serta merupakan tujuan para penyelam. Pulau Bobale saat itu juga terkenal sebagai penghasil mutiara. Baca Selengkapnya >>
4. Pantai Gamlaha
Pasir putih yang halus dan arus laut yang tenang serta kondisi alam yang masih sangat asri adalah kelebihan Gamlaha. Dari pantai ini Anda dapat menikmati pemandangan Pulau Bobale yang terletak persis di depannya. Pantai ini berada di Desa Gamlaha yang jaraknya sekitar 65 km perjalanan darat. Dari jalan utama ke lokasi pantai adalah sekitar 500 m.
Penginapan di wilayah Kao cukup sedikit, jika dibandingkan dengan Wilayah Tobelo. Beberapa penginapan yang tersedia adalah sebagai berikut:
1. Penginapan Dirgahayu, dengan arsitektur ala minahasa. Jl. Trans Halmahera. Kao. Halmahera Utara. Hp: 082291200741.
2. Modole Indah. Jl. Tamini (Pasar Lama). Hp: 081340378812.
3. Citra Malifut. Berada di Desa Soma, Malifut. HP: 081244928777.
Rumah Makan
Di Kao terdapat 2 rumah makan yang berada di daerah pasar lama dan samping masjid. Desa Daru yang terletak di utara Kao juga memiliki beberapa warung dan rumah makan di sekitar pelabuhan. Masakan yang tersedia kebanyakan adalah masakan Jawa. Sedangkan di daerah Malifut dan Dum-dum terdapat beberapa rumah makan yang biasanya menjadi tempat persinggahan mobil-mobil penumpang jalur Tobelo - Sofifi.
Bank
Bank yang tersedia di Kao saat ini hanya BRI dan BPD Maluku. Keduanya berada di Jl. Trans Halmahera dan juga dilengkapi dengan mesin ATM.
1. Penginapan Dirgahayu, dengan arsitektur ala minahasa. Jl. Trans Halmahera. Kao. Halmahera Utara. Hp: 082291200741.
2. Modole Indah. Jl. Tamini (Pasar Lama). Hp: 081340378812.
3. Citra Malifut. Berada di Desa Soma, Malifut. HP: 081244928777.
Rumah Makan
Di Kao terdapat 2 rumah makan yang berada di daerah pasar lama dan samping masjid. Desa Daru yang terletak di utara Kao juga memiliki beberapa warung dan rumah makan di sekitar pelabuhan. Masakan yang tersedia kebanyakan adalah masakan Jawa. Sedangkan di daerah Malifut dan Dum-dum terdapat beberapa rumah makan yang biasanya menjadi tempat persinggahan mobil-mobil penumpang jalur Tobelo - Sofifi.
Bank
Bank yang tersedia di Kao saat ini hanya BRI dan BPD Maluku. Keduanya berada di Jl. Trans Halmahera dan juga dilengkapi dengan mesin ATM.
Transportasi
Untuk ke Kao, Anda bisa juga menggunakan transportasi umum seperti mikrolet dari terminal bus Wosia (Kota Tobelo) yang melayani jalur Tobelo-Kao dengan lama perjalanan sekitar 1.5 jam. Sedangkan, untuk menjangkau daerah terpencil di wilayah Kao Barat seperti Tolabit, Toliwang, Ngoali dan Sasur tersedia bus Damri milik pemerintah di terminal tersebut. Sedangkan transportasi di wilayah Kao sendiri biasanya mengandalkan Ojek dan mikrolet untuk jarak dekat.
Sumber: Pemda Halmahera Utara
Untuk ke Kao, Anda bisa juga menggunakan transportasi umum seperti mikrolet dari terminal bus Wosia (Kota Tobelo) yang melayani jalur Tobelo-Kao dengan lama perjalanan sekitar 1.5 jam. Sedangkan, untuk menjangkau daerah terpencil di wilayah Kao Barat seperti Tolabit, Toliwang, Ngoali dan Sasur tersedia bus Damri milik pemerintah di terminal tersebut. Sedangkan transportasi di wilayah Kao sendiri biasanya mengandalkan Ojek dan mikrolet untuk jarak dekat.
Sumber: Pemda Halmahera Utara
\